Pada
prokariot dikenal dua macam sistem pengendalian ekspresi gen yaitu pengendalian
positif dan pengendalian negatif. Pada kontrol positif,
protein pengatur merangsang transkripsi. Sedangkan pada kontrol negatif, protein pengatur menghambat transkripsi. Dua sistem
regulasi yang paling umum dilakukan pada bakteri yaitu sistem operon laktosa (Operon lac) dan sistem operon
triptophan (Operon trp).
1. Sistem
operon laktosa (Operon lac)
Sistem
operon laktosa terjadi pada bakteri E.colli.
Regulasi lac operon merupakan kontrol negatif karena pada awalanya gen
tidak dihasilkan. Pada kondisi normal, gen tidak dapat terekspresi. Bakteri E.colli yang ditumbuhkan pada medium
akan mengkonsumsi glukosa memasuki fase adaptasi, kemudian memasuki fase
eksponensial yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang meningkat secara
eksponensial dan akhirnya mencapai tahap stasioner dimana jumlah glukosa yang
dikonsumsi telah habis. Akan tetapi ketika terjadi Operon lac yaitu pada kondisi ditambahkan laktosa pada medium,
bakteri yang telah mencapai fase stasioner beberapa saat akan tumbuh lagi
memasuki fase eksponensial yang kedua sampai akhirnya akan mencapai fase
stasioner akhir. Fase eksponensial kedua terjadi yaitu ketika bakteri E.colli mengkonsumsi laktosa sebagai
sumber karbon setelah glukosa habis, pada fase inilah terjadi induksi sistem
operon laktosa.
Operon laktosa terdiri atas 3 gen struktural
utama yaitu
- Gen
lacZ (mengkode enzim β galaktosidase)
Memotong ikatan β galactosidik yang ada pada
molekul laktosa sehingga dihasilkan dua monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa.
- Gen
lacY (mengkode permease galaktosida)
Mengangkut laktosa dari luar ke dalam sel.
- Gen
lacA (transasetilase thiogalaktosida)
Mengikat molekul mirip
laktosa
Ketiga gen struktural yang berbeda tersebut dikendalikan
ekspresinya oleh satu promoter yang sama dan menghasilkan satu mRNA yang
bersifat polisistronik. Selain ketiga gen structural tersebut, juga
terdapat gen regulator lac I yang mengkode suatu protein repressor.
Pengendalian
operon laktosa secara negatif dilakukan oleh protein represor yang dikode oleh
gen lac I. Repressor ini menempel
pada daerah operator (lacO) yang terletak disebelah hilir dari promotor.
Penempelan represor semacam ini menyebabkan RNA polimerase tidak dapat
melakukan transkripsi gen-gen struktural lacZ, lacY, dan lacA sehingga operon
laktosa dikatakan mengalami represi.
Jika sel E.colli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosa dan laktosa maka setelah glukosa benar-benar habis sel akan melakukan metabolisme laktosa yang ada dengan cara mengaktifkan terlebih dahulu sistem operon laktosa. Proses pengaktifan operon laktosa semacam ini disebut sebagai proses induksi. Dengan adanya induser (laktosa
yang diubah menjadi alolaktosa) maka molekul induser akan menempel pada repressor.
Penempelan tersebut akhirnya mengubah secara allosterik konformasi molekul
repressor sehingga repressor tidak dapat menempel lagi pada operator. Oleh
karena itu, daerah operator berada dalam keadaan bebas sehingga dapat dilewati
oleh RNA polimerase untuk melakukan
transkripsi gen lacZ, lacY, dan lacA. Setelah ditranskripsi, transkripsi yang membawa kodon-kodon untuk ketiga macam enzim tersebut
selanjutnya di translasi menghasilkan enzim b-galaktosidase dan permase
galaktosida dan transasetilase thiogalaktosida. Ketiga gen tersebut menghasilkan
lebih dari satu enzim yang dihasilkan dalam satu promoter (polisistronik)
2. Sistem
operon triptophan (Operon trp)
Operon trp berperanan di dalam sintesis asam amino triptofan pada E.
colli. Operon trp, dikendalikan melalui dua macam mekanisme yaitu :
a) Penekanan (represi) oleh produk akhir ekspresi
Pengendalian positif operon trp
dilakukan dengan cara menekan ekspresi gen-gen dalam operon itu pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak.
Operon trip terdiri atas 5 gen struktural, yaitu tripE, D, C, B dan A.
Pada saat triptofan tidak tersedia, atau hanya tersedia dalam jumlah sangat
terbatas, gen trpR hanya menghasilkan aporepresor yang tidak mampu menempel
pada daerah operator sehingga RNA polimerase dapat dengan mudah melakukan
transkripsi gen-gen struktural trpE, D, C, B dan A setelah melewati daerah
attenuator. Sebaliknya, pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak,
aporepresor yang dikode oleh trpR akan berikatan dengan molekul triptofan
(disebut sebagai ko-represor) sehingga terjadi perubahan struktural pada
protein aporepresor menjadi protein represor yang fungsional. Perubahan
struktural tersebut mengakibatkan represor dapat menempel pada daerah promotor operon trp sehingga RNA polimerase tidak
dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural.
b)
Pelemahan
(attenuation)
Jika triptofan dalam jumlah banyak, pada awalnya RNA polimerase akan
melakukan transkripsi sekuens trpL yang kemudian langsung diikuti dengan translasi trpL. Meski trpL dapat ditranskripsi namun proses transkripsi tersebut
akan segera diakhiri karena daerah attenuator mempunyai sekuens terminator
transkripsi sehingga akhirnya RNA polimerase terlepas dari DNA sebelum mencapai
gen-gen struktural trpEDCBA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar